Labels

Text Widget

Recent news

About Us

Social

Gadgets

Technology

redaksiteleskop. Diberdayakan oleh Blogger.

Latest Stories

Photography

Business

Sports

Adveristing Here

Adveristing Here

Sabtu, 28 Februari 2015

KONGRES UMAT ISLAM INDONESIA VI: Dilema Eksistensi, Partai Politik Islam Hanya Jadi Pelengkap

22.29 - No comments

Yogyakarta, suarapelajar.com– Pengamat Politik Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Profesor. Dr. Bahtiar Effendi mengatakan partai-partai politik Islam di Indonesia tidak boleh hanya sebagai pelengkap. Dia berharap partai politik Islam bisa secara tegas meneguhkan identitasnya sebagai wadah aspirasi umat Islam. “Keberadaan parpol islam bukan sbg faktor pelengkap”, kata Bahtiar
IMG-20150210-WA0001
Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VI di Yogyakarta. (Foto: Suarapelajar.com/Cecep)
Yogyakarta, suarapelajar.com– 
Pengamat Politik Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Profesor. Dr. Bahtiar Effendi mengatakan partai-partai politik Islam di Indonesia tidak boleh hanya sebagai pelengkap. Dia berharap partai politik Islam bisa secara tegas meneguhkan identitasnya sebagai wadah aspirasi umat Islam.
“Keberadaan parpol islam bukan sbg faktor pelengkap”, kata Bahtiar saat konferensi pers membahas peran politik umat Islam pada acara Kongres Umat Islama Indonesia (KUII) VI di Yogyakarta, Senin (9/2).
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Tapi secara politik tidak memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap perolehan suara partai-partai politik Islam.
Kondisi seperti itu, kata Bahtiar, terjadi karena partai Islam tidak cukup mempunyai  keberanian untuk menunjukan identitasya dalam memberikan gagasan politiknya untuk memimpin bangsa.
“Pada periode pemilu kemaren tahun 2009 dan 2014 sebenarnya partai-partai Islam jika digabungkan memenuhi syarat untuk mengusung sendiri calon presiden . Kenapa tidak berani mencalonkan presiden dari kalangan mereka sendiri?,” ujarnya.
Bahtiar juga mempertanyakan komitmen partai-partai Islam dalam menyerap aspirasi masyarakat yang sekitar 87 % adalah muslim. Hal itu berbeda jauh dengan realitas politik yang telah dilakukan pendahulunya.
“Kondisi ini sangat berbeda jauh dengan partai Islam sekitar di era tahun 30-an, 50-an. Saat itu ada partai Masyumi, partai Nahdlatul Ulama, Syarikat Islam dan lainnya yang semuanya memiliki aspirasi nyata,” paparnya.
Sementara itu, Cecep Sopandi, selaku Koordinator Bidang Hubungan Antar Lembaga Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) mengatakan, posisi partai politik Islam di Indonesia cenderung menerapkan standar ganda akibat dilema eksistensi dalam berhadapan dengan pragmatisme politik dan terjebak di dalamnya.
“Ada semacam kegalauan yang melanda partai politik Islam di Indonesia. Satu sisi ia mempunyai ekspektasi dalam mengidealisasi Islam sebagai dasar negara, di sisi lain ia dihadapkan oleh pragmatisme politik,” ungkap Cecep.
Akibat kegalauan itu, tambah Cecep, partai-partai Islam dipermainkan penguasa oligarki kapitalis yang melemahkan  posisinya dalam pentas politik nasional.
Dia berharap pada monentum Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke VI, diharapkan partai politik Islam untuk berani menyuarakan gagasan politiknya dan lebih banyak menyerap aspirasi umat Islam.
Reporter : Sofian

Komitmen HOB Tiga Negara

07.46 - No comments
Bandar Seri Begawan – Yang Mulia Putra Mahkota Brunei Darussalam, Haji Al-Muhtadee Billah sebagai Dewan Pelindung Inisiatif Heart of Borneo (HoB) Brunei Darussalam membuka Pertemuan Tingkat Menteri (The Special Ministerial Meeting) Inisiatif HoB yang diselenggarakan di pada 7 September 2013 di The Empire Hotel and Country Club pada 7 September 2013. Dalam sambutannya, Yang Mulia Pangeran Haji Al-Muhtadee Billah menyampaikan pentingnya HoB sebagai salah satu inisiatif yang mengedepankan langkah-langkah untuk mengurangi degradasi lingkungan alam serta memberikan kontribusi yang penting bagi pembangunan berkelanjutan di tiga negara HoB melalui pendekatan ekonomi hijau.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Yang Terhormat Dato Yahya (Menteri Industri dan Sumber Daya Alam Negara Brunei Darussalam), Bapak Dr. Zulkifli Hasan (Menteri Kehutanan Republik Indonesia) serta  Yang Terhormat Dato Dr. James Dawos Mamit (Deputi Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Malaysia) memberikan pernyataan komitmen bersama sebagai dukungan kerjasama diantara ketiga negara dalam konservasi dan pembangunan berkelanjutan di HoB untuk 5 tahun kedepan (2014-2019).
Dalam kesempatan ini pula, Menteri Kehutanan, Dr. Zulkifli Hasan kembali menegaskan perlunya peran aktif pemerintah dalam program-program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran dalam pelestarian alam serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di kawasan HoB.
Pertemuan Tingkat Menteri ini merupakan rangkaian kegiatan dari Pertemuan Tiga Negara HoB (The HoB Trilateral Meeting) ke-7 yang diselenggarakan pada 4 - 5 September di tempat yang sama yaitu The Empire Hotel and Country Club, Bandar Seri Begawan. Pertemuan ini dihadiri oleh para delegasi dari pemerintah ketiga negara, perwakilan komunitas dari dataran tinggi Borneo (FORMADAT) serta NGOs. Pertemuan dilaksanakan dengan tujuan untuk membahas mengenai perkembangan HoB dalam 5 tahun terakhit serta isu-isu penting lainnya sebagai tindak lanjut pertemuan yang sebelumnya. Perwakilan komunitas masyarakat adat (FORMADAT) hadir untuk pertama kalinya di dalam pertemuan ini.
Beberapa isu yang diangkat dalam pertemuan HoB antara lain adalah pengelolaan kawasan lindung di wilayah perbatasan pengembangan ekowisata di kawasan tersebut; pembangunan berkelanjutan di HoB melalui pendekatan ‘Ekonomi Hijau’ (Green Economy), dll. Selanjutnya diskusi akan membahas mengenai rencana kerja Inisiatif HoB dalam lima tahun ke depan (2014-2019).
Sebagai kegiatan pendukung kedua kegitaan tersebut juga diadakan pameran yang berjudul “Public Private Partnership for a Green Economy di HoB” sebagai side event yang menampilkan pencapaian HoB masing-masing negara selama lima tahun ini. Materi pameran secara keseluruhan menyuguhkan gambaran umum peran pemerintah dan masyarakat serta NGOs yang berperan aktif dalam mendorong inisiatif HoB.

Paser Unjuk Gigi

07.32 - No comments
SAMARINDA- SMA Negeri 1 Long Kali Kabupaten Paser akan mewakili Provinsi Kaltim berlaga di tingkat nasional dalam lomba Cerdas Cermat 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yang digelar MPR RI pada kisaran Oktober-November 2014.
“Lomba Cerdas Cermat tingkat Kaltim sudah digelar 27-30 Maret, kemudian yang menjadi juara pertama SMAN I Long Kali, jadi tahun ini Kaltim akan diwakili Paser untuk berlaga di tingkat nasional,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) H Musyahrim di Samarinda, Selasa.
Dia mengatakan bahwa Long kali merupakan kecamatan di daerah perdesaan, sehingga kemenangan yang diraih oleh sekolah di daerah terpencil itu sekaligus menggambarkan bahwa peningkatan kualitas pendidikan di Kaltim sudah merata, yakni bukan hanya ditingkatkan di daerah perkotaan, tetapi sudah merata di semua wilayah.
Menurutnya, prestasi yang diraih untuk mendapat juara lomba tidak mudah karena peserta melakukannya mulai tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota, dan provinsi yang selanjutnya bagi juara pertama akan mengikuti lomba tingkat nasional.
Total peserta  yang mengikuti lomba tingkat Kaltim sebanyak 18 regu dari 15 kabupaten dan kota yang ada di Kaltim maupun Kaltara.
Terdapat dua daerah yang tidak menurunkan regunya dalam lomba ini, yakni Kabupaten Malinau dan Kabupaten Mahakam Ulu, sementara Kutai Kartenagera, Samarinda, Balikpapan, dan Bontang masing-masing menurunkan dua regu.
Dia mengatakan bahwa juara atau tidak juara bukan merupakan tujuan utama dari lomba tersebut, karena tujuan utama digelarnya Cerdas Cermat 4 Pilar adalah agar para siswa dapat mengimplementasikan kehidupan berbangsa dan bernegara yang berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
Dengan mengamalkan 4 pilar tersebut, diharapkan generasi muda mendapat bekal yang kuat sehingga tidak mudah terpengaruh dengan budaya negatif, termasuk dapat menjauhi penyalahgunaan narkoba, mabuk-mabukan hingga kebut-kebutan di jalan.
“Usia muda seperti SMA merupakan masa-masa yang sangat rawan terpengaruh dengan berbagai kehidupan karena masih mencari jati diri, makanya dengan adanya kegiatan cerdas cermat seperti ini, maka mereka dapat terhindar dari pengaruh negatif,” kata Musyahrim. Pay.

Sumber: Dinas Pendidikan Prov Kaltim

E-mail Newsletter

Sign up now to receive breaking news and to hear what's new with our website!

Powered by Blogger.
back to top